Sebelum menilik kepada pelajaran yang kita peroleh, mari kita lihat dahulu keistimewaan sekolahan “Ramadhan ini”. Kita akan tempat “sekolah Ramadhan” ini di Indonesia, dimana mayoritas penduduknya beragama Islam. Sekolah Ramadhan ini berbeda dan memiliki kekhususan dalam banyak hal.
PERTAMA :setiap orang Islam wajib masuk sekolah ini. Tapi sekolah Ramadhan ini tidak dipungut biaya.
KEDUA : semua orang tahu aturan sekolah. Semua orang, bahkan anak kecil pun, tahu
lonceng masuk sekolah berbunyi pada saat kita masuk ke waktu Subuh. Dan semua orang tahu bahwa waktu sekolah usai pada malam hari. Di dalam masa “sekolah” ini semua orang tahu peraturan “sekolahan”, seperti larangan makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa.Karena semua orang tahu, maka cobaan pun lebih mudah dihindari. Tidak ada orang yang menawari makan atau minum di siang hari. Bahkan waktu kerja pun seringkali dipersingkat. Kesempatan untuk beribadah diperbesar. Pokoknya, berbagai hal dipermudah.
Bayangkan jika anda harus menjalankan puasa di negeri orang yang orang Islamnya minoritas,sehingga mereka tidak tahu apa itu puasa. Tidak ada perilaku khusus. Kerja tetap panjang waktunya.Godaan makan dan minum lebih banyak.
Apalagi jika anda tinggal di negeri yang memiliki empat musim; winter (musim dingin), spring (musim semi), summer (musim panas), dan fall (musim gugur). Puasa bisa saja jatuh di musim panas (summer) yang siang harinya lebih panjang daripada malam hari. Puasa anda bisa dimulai dari pukul 2 pagi sampai pukul 9 malam. Mungkin kita hanya sempat berbuka dan langsung dilanjut dengan sahur.
Demikian nikmatnya sekolah Ramadhan di negara kita ini.
Ramadhan itu juga memiliki keistimewaan sebagaimana diutarakan dalam hadits ini
“Jika tiba Ramadhan, maka pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup
serta syetan-syetan dibelenggu.” (Diriwayatkan Al-Bukhary dan Muslim)
Jadi di sekolah Ramadhan itu gangguan dari syetan ditiadakan. Jadi kalau kita masih berkelakuan dan berpikiran jahat, maka itu bukan perbuatan syetan melainkan dari diri kita sendiri. Lagi-lagi ini sebuah kemudahan.
KETIGA : berbeda dengan sekolahan dimana kita dinilai atau diuji oleh seorang guru, maka di sekolahan Ramadhan ini kita menilai diri sendiri. Tidak ada ujian atau ulangan. Ujiannya adalah antara kita dan Allah swt. Ketika kita melakukan puasa, tidak ada orang lain yang tahu apakah kita benar-benar melakukannya dengan baik kecuali diri sendiri. Tidak ada orang yang tahu kalau kita makan sambil sembunyi-sembunyi kemudian pura-pura masih berpuasa. Tentu saja Allah tahu. Jadi yang menilai adalah diri kita sendiri dan Allah karena puasa ini milik Allah. Disebutkan dalam sebuah hadits:
“Setiap amal anak Adam bagi dirinya. Satu kebaikan diberi balasan dengan sepuluh
kebaikan yang serupa hingga tujuh ratus kali. Allah berfirman, 'Kecuali puasa. Puasa
itu bagi-Ku dan Aku membalasnya. Dia meninggalkan makanan karena Aku,
meninggalkan minuman karena Aku dan meninggalkan istrinya karena Aku'.”
(Diriwayatkan Al-Bukhary, Muslim, Malik, Abu Daud, At-Tirmidzy dan An-Nasa'y)
Puasa ini tidak untuk apa-apa atau siapa-siapa, kecuali hanya untuk Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ku tunggu komentarmu...ku nanti mutiara hikmahmu...