Man ana???

Foto saya
Teluk Kuantan, Riau, Indonesia
Saya adalah "Anak Talang" yang selalu rindu perubahan progresif.....

Rabu, 27 Mei 2009

Suara dari anak talang pulau padang

Kampuang nan dokek dihati...
gunuang sansai bakuliliang...
den takonang jo kawan-kawan lamo....
sangkek mandi di sungai singingi...

inilah dendang yang pantas dilantunkan. Gambar disamping adalah potret alam singingi yang diambil dari desa pulau padang. Dari kejauhan terlihat asri, belum ternoda, tapi itu dulu.......sebelum semuanya berubah...










asap mengepul menggantikan embun dan sabak suci dipagi hari....disana sini ada industri dan pembakaran hutan, tanah diolah dan SDAnya dikuras oleh orang-orang berduit. tanah ulayat dijual oleh ninik mamak yang tidak bertanggung jawab. Cucuang kamanakan maengek minta piti tapi pitinyo onta kamano?
kasihan sekali dikau wahai alam singingiku.....
satu lagi....
ada peraturan pemerintah bahwa membakar hutan ancamannya penjara?
peraturan itu membuat geger masyarakat miskin (kalau orang kaya tak tau la awak).
masyarakat singingi itu mayoritas petani, petani itu urat nadinya adalah mengolah tanah, mengolah tanah caranya oleh orang miskin tentu dengan manobe, manobang dan mamanggang sebab mereka tak punya exavator yang bisa mengolah tanah dengan sekejap. Para petani dengan kekuatan eskapator tangannya hanya mampu mengolah tanah secara bertahap tidak seperti orang-orang berduit yang bisa buka lahan puluhan hektar.
jadi.....boleh-boleh saja peraturan itu dibuat untuk membendung karhutla di daerah kita, akan tetapi tolong pikirkan solusi bagi masayarat kelas bawah. Sudahlah tanah ulayat dirampas, mengolah tanah warisan orang tuapun tak bisa. Atau....sediakan exavator dengan harga sewa yang terjangkau agar peraturan pemerintah tidak dilanggar dan masyarakat lemahpun terbantu.

padang torok omenya kasa
kok diambiak indak banyawo
ditanam didokek pauah
supayo tau urang nan rami
ba arok kami nan bisa
kok kuaso indaklah punyo
haroto itu nan jauah
tolong ditenggang pintak kami

buah sukun banyak satangkai
kalau tak masak jangan dimakan
bapantun kami tak pandai
kok salah tolong maafkan




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ku tunggu komentarmu...ku nanti mutiara hikmahmu...